Orang kulit putih

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Orang Kulit putih)

Kulit putih (seringkali masih dirujuk sebagai Kaukasia) adalah klasifikasi ras manusia yang pada umumnya digunakan pada orang-orang mayoritas keturunan Eropa. Ini juga merupakan penentu warna kulit, meskipun definisinya bisa beragam tergantung konteks, kebangsaan, etnisitas dan sudut pandang.

Pendeskripsian populasi sebagai "Kulit putih" yang dihubungkan dengan warna kulitnya kadang-kadang dapat ditemukan dalam etnografi Yunani-Romawi dan sumber kuno lain atau sumber dari Abad Pertengahan, namun masyarakat ini tidak memiliki gagasan apapun mengenai ras Kulit putih atau identitas pan-Eropa. Istilah "ras Kulit putih" atau "orang Kulit putih", didefinisikan dengan kulit terangnya di antara ciri-ciri fisik lain, istilah ini memasuki bahasa-bahasa besar dari Eropa pada akhir abad ketujuh belas, di saat konsep "Kulit putih yang bersatu" memperoleh pengakuan lebih luas di Eropa, dalam konteks perbudakan ras dan status sosial di koloni-koloni Eropa. Ahli di bidang ras membedakan konsep modern dari deskripsi pra-modern, yang berfokus pada ciri fisik daripada gagasan ras. Sebelum era modern, tidak ada orang Eropa yang mengakui dirinya sebagai "Kulit putih", namun sebagai gantinya mendefinisikan rasnya berdasarkan garis keturunan, etnisitas, atau kebangsaan.[1]

Ahli antropologi kontemporer dan ilmuwan lainnya, sembari mengakui variasi nyata biologi manusia antara populasi manusia yang berbeda, mengakui konsep "ras Kulit putih" yang bersatu dan dapat dibedakan sebagai konstruksi sosial tanpa basis ilmiah.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Nirenberg, David (2009). "Was there race before modernity? The example of 'Jewish' blood in late medieval Spain" (PDF). Dalam Eliav-Feldon, Miriam; Isaac, Benjamin H.; Ziegler, Joseph. The Origins of Racism in the West. Cambridge, UK: Cambridge University Press. hlm. 232–264. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 December 2015. Diakses tanggal 16 September 2014. On both sides of the chronological divide between the modern and the pre-modern (wherever it may lie), there is today a remarkable consensus that the earlier vocabularies of difference are innocent of race.