Museum Adam Malik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Adam Malik adalah museum yang terletak di jalan Diponegoro 29, Jakarta Pusat. Bangunan berlantai dua tersebut adalah bekas kediaman wakil Presiden Indonesia yang pertama yaitu Bapak Adam Malik. Bangunan yang di dirikan tanggal 5 September 1985 di resmikan oleh Ibu Tien Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Ibu Kepala Negara RI.[1] Museum ini dibuka atas inisiatif dari istri Adam Malik, yaitu Nelly Malik. Namun, di tahun 2000 museum ini sudah tidak beroperasi lagi karena terkendala biaya operasional yang tinggi. Koleksi dari Museum Adam Malik mencapai 5.000 koleksi.[2]

Kondisi Bangunan Terdahulu[sunting | sunting sumber]

Informasi Umum[sunting | sunting sumber]

Bangunan yang terlihat kokoh itu di kelilingi halaman seluas 50 meter dan lebar 20 meter. Di sudut pojoknya terdapat Pos Penjaga yang bertugas secara bergiliran untuk menjaga bangunan museum tersebut. Sebelum masuk ke dalam museum, di wajibkan membeli tiket seharga Rp 100 bagi pengunjung dewasa dan Rp 500 bagi pengunjung anak-anak. Harga yang tergolong sangat murah pada zaman itu.[1]

Bagunan Museum Adam Malik ini dikelilingi oleh pagar berwarna putih. Tingginya mencapai dua meter, dan memanjang hinggal 50 meter. Di sepanjang jalan akan terasa teduh karena banyak pepohonan yang rindang. Salah satu pohon yang terlihat yaitu pohon mangga yang berada di si samping teras dan posisinya menjorok dari bagian utama rumah. Dinding rumahnya juga berwarna putih.[3]

Koleksi[sunting | sunting sumber]

Memasuki area museum, kita akan di hadapkan pada peninggalan-peninggalan sejarah pada abad ke VII hingga abad ke XIV bahkan adapula yang berasal dari abad ke-8 Masehi. Patung dewa-dewa pada zaman prasejarah turut menyemarakkan koleksi khas museum Adam Malik. Prasasti dengan tulisan huruf pallawa, hingga peninggalan kerajaan pada zaman abad ke-14. Di tengah ruangan, yang dulunya merupakan balairung tempat menerima tamu, di isi dengan koleksi peninggalan bersejarah lainya.[1] Di ruang tengah pula terdapat kursi dengan gaya Eropa dan lemari China. Ada seekor harimau yang sudah diawetkan, dilengkapi pula dengan tiga buah lonceng antik. Masih di ruangan tengah, dipajangkan keramik yang berasal dari abad XIX-XX, yaitu sepasang vas merah besar karya Hsiao Fang Tsai perajin yang berasal dari dari Taiwan. Pindah ke ruangan kerja Adam Malik, terdapat koleksi penghargaan-penghargaan yang pernah diterima oleh Adam Malik. Selain itu, ada senjata untuk berburu, senjata tradisional, hingga barang-barang pribadi seperti jam tangan, peniti kemeja, koper, kalkulator, hingga korek api. Ada juga bendera-bendera dengan ukuran kecil dari berbagai negara, yang Ia terima sebagai kenang-kenangan ketika Adam Malik menjabat sebagai Ketua Sidang Umum PBB.[4] Selain itu, ada juga koleksi buku, keramik China, hingga karya-karya lukisan dari Abdullah dan Affandi juga turut dipajangkan.[3] Salah satu koleksi yang menyita perhatian yaitu Prasasti Raja Sankhara (Abad ke-8 Masehi). Prasasti tersebut menjadi bukti bahwa Syailendra adalah dinasti tunggal.[5]

Kondisi Terkini[sunting | sunting sumber]

Sesuai namanya, Museum Adam Malik dahulunya memang kediaman Adam Malik yang merupakan Wakil Presiden RI (1978-1983). Di tahun 2000-an, bangunan ini dijual, dan pada tahun 2012 dibeli oleh Hary Tanoesoedibjo. Museum Adam Malik ini statusnya sebagai bangunan cagar budaya, dan tidak boleh mengubah bentuknya. Tetapi, diperbolehkan untuk melakukan renovasi pada bagian yang sudah tidak terawat. Kini, Museum Adam Malik sudah beralih fungsi menjadi kantor Partai Perindo dari tahun 2012. Meskipun begitu, gaya arsitektur peninggalan Belanda masih terlihat jelas dan terlihat megah.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Adam Malik, Museum". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2019-09-08. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Ian (2008-09-06). "Museum Adam Malik Tinggal Kenangan". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-05-19. 
  3. ^ a b Reporter (2008-11-26). "Museum Adam Malik Nasibmu Kini". detiknews. Diakses tanggal 2024-05-19. 
  4. ^ Hanifah, Mutya (2013-07-17). "Kenang-kenangan dari Sahabat di Museum Adam Malik : Okezone Lifestyle". Diakses tanggal 2024-05-19. 
  5. ^ Setiawan, Wikha. "Prasasti Raja Sankhara dijual keluarga Adam Malik". SINDOnews Nasional. Diakses tanggal 2024-05-19. 
  6. ^ Dewanti, Yolanda Putri. "Museum Adam Malik Disulap Jadi Kantor DPP Partai Perindo". Wartakotalive.com. Diakses tanggal 2024-05-19.