Museum Bank Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Museum Bank Indonesia
Fasad Museum Bank Indonesia dari depan
Museum Bank Indonesia di Jakarta
Museum Bank Indonesia
Lokasi museum di Jakarta
Didirikan21 Juli 2009
LokasiJl. Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat
Koordinat6°08′14″S 106°48′46″E / 6.137333°S 106.812816°E / -6.137333; 106.812816
JenisPerekonomian and numismatik
Ukuran koleksiKoleksi mata uang lama dan benda-bende terkait sejarah perbankan di Indonesia
PemilikBank Indonesia
Akses transportasi umum
Situs webwww.bi.go.id/id/layanan/museum-bi/default.aspx
Halaman dalam Museum Bank Indonesia

Museum Bank Indonesia adalah sebuah museum di Jakarta, Indonesia yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat (depan stasiun Beos Kota), dengan menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang beraliran neo-klasikal, dipadu dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama kali pada tahun 1828.

Pada tahun 1625, di tempat ini pernah dibangun sebuah gereja sederhana untuk umat Protestan.[1] Pada tahun 1628, gereja ini dibongkar karena digunakan untuk tempat meriam besar ketika puluhan ribu tentara Sultan Agung menyerang Batavia untuk pertama kali.[1]

Museum ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005. Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.

Peresmian Museum Bank Indonesia dilakukan melalui dua tahap, yaitu peresmian tahap I dan mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening) pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Burhanuddin Abdullah, dan peresmian tahap II (grand opening) oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21 Juli 2009.

Museum Bank Indonesia buka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional.

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Lokasi Museum Bank Indonesia termasuk dalam wilayah Kota Jakarta Barat.[2] Alamatnya di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari.[3] Museum Bank Indonesia merupakan salah satu museum sejarah dan budaya yang didirikan di Kota Tua Jakarta. Bangunan yang digunakan oleh Museum Bank Indonesia merupakan salah satu bekas gedung peninggalan Belanda yang dibangun masa pemerintahan Perusahaan Hindia Timur Belanda di Batavia.[4] Pembangunan gedung selesai pada tahun 1828 dan digunakan sebagai gedung De Javasche Bank sebelum diubah fungsinya menjadi museum.[5] Gedung De Javasche Bank sebelum menjadi museum dimanfaatkan oleh Bank Indonesia sebagai gedung Bank Indonesia Kota dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Indonesia.[6]

Kunjungan[sunting | sunting sumber]

Pada masa Pandemi Covid-19 di Indonesia, Museum Bank Indonesia memberikan layanan kunjungan virtual bagi pengunjung. Layanan yang diberikan berupa pemberian pelajaran dan pemahaman mengenai perkembangan Bank Indonesia dari masa ke masa melalui kunjungan virtual. Pada tahun 2020, jumlah kunjungan ke Museum Bank Indonesia sebanyak 53.156 kunjungan. Sebesar 8,3% dari jumlah kunjungan tersebut merupakan kunjungan virtual.[7]

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2020, Museum Bank Indonesia menerima penghargaan Indonesia Museum Awards 2020 dengan predikat Museum Bersahabat. Penghargaan ini diperoleh Museum Bank Indonesia karena pengadaan kunjungan virtual bagi pengunjungnya selama masa Pandemi Covid-19 di Indonesia tahun 2020.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Adolf., Heuken, (2003). Gereja-gereja tua di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. ISBN 9799722942. OCLC 53951079. 
  2. ^ Kismanto 2013, hlm. 68.
  3. ^ Rusmiyati, dkk. 2018, hlm. 207.
  4. ^ Anugrah, D. F., dkk. (November 2022). Anugrah, D. F., dan Riadi, D., ed. Pariwisata dan Narasi Kota Tua (PDF). Jakarta: Bank Indonesia Institute. hlm. 22–23. 
  5. ^ Kismanto 2013, hlm. 69.
  6. ^ Rusmiyati, dkk. 2018, hlm. 206.
  7. ^ a b Laporan Tahunan Bank Indonesia 2020ː Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi (PDF). Jakarta: Bank Indonesia. 2020. hlm. 77. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]