Revegetasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revegetasi di tepi Sungai Potomac, Amerika Serikat
CSIRO ScienceImage 4361 Revegetasi situs terdegradasi di Tiongkok utara tahun 1991
Hasil revegetasi tepi sungai di tambang Gunung Polley di British Columbia, Kanada

Revegetasi adalah proses penanaman kembali dan pemulihan tanah di lahan yang terganggu. Hal ini dapat berupa proses alami yang dihasilkan oleh kolonisasi dan suksesi tanaman, proyek rewilding buatan manusia, proses yang dipercepat yang dirancang untuk memperbaiki kerusakan bentang lahan akibat kebakaran hutan, pertambangan, banjir, atau penyebab lainnya. Proses awalnya hanya berupa pemberian benih dan pupuk pada lahan yang terganggu, biasanya berupa rumput atau Trifolium. Jaringan akar serabut dari rumput-rumputan berguna untuk pengendalian erosi jangka pendek, terutama pada tanah yang miring. Untuk menciptakan komunitas tanaman yang berkelanjutan dalam jangka panjang, diperlukan perencanaan yang cermat terkait dengan pemilihan spesies yang cocok dengan iklim lokal, estimasi jumlah bibit yang diperlukan, serta pemahaman terhadap dampak penanaman kembali terhadap fauna setempat.[1]

Motivasi di balik kegiatan revegetasi bervariasi, antara lain mencakup pemenuhan kebutuhan teknis dan estetika, tetapi pencegahan erosi seringkali menjadi alasan utamanya. Revegetasi membantu mengurangi erosi tanah, meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap air saat terjadi hujan deras, dan secara bersamaan mengurangi tingkat kekeruhan di sungai-sungai yang berdekatan. Selain itu, revegetasi juga memberikan perlindungan terhadap tanah longsor dan proses penggerusan tanah lainnya.[2]

Untuk konservasi[sunting | sunting sumber]

Revegetasi sering digunakan untuk menghubungkan area-area habitat alami yang telah hilang dan dapat menjadi cara yang sangat berguna di tempat-tempat yang sebagian besar vegetasi alaminya telah ditebangi. Oleh karena itu, penghijauan sangat penting di lingkungan perkotaan, dan penelitian di Brisbane telah menunjukkan bahwa proyek-proyek penghijauan dapat secara signifikan meningkatkan populasi burung di perkotaan.[3] Penelitian di Brisbane menunjukkan bahwa mengaitkan area yang direvegetasi dengan habitat yang sudah ada dapat meningkatkan keanekaragaman spesies burung. Namun, fokus pada pembuatan area habitat yang luas adalah strategi terbaik untuk meningkatkan jumlah burung secara keseluruhan. Oleh karena itu, dalam merencanakan program revegetasi, penting untuk mempertimbangkan bagaimana lokasi revegetasi terhubung dengan habitat yang sudah ada. Meskipun revegetasi di area pertanian dapat mendukung reproduksi populasi burung, seringkali cenderung mendukung spesies yang umum daripada yang mengalami penurunan.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Revegetating Riparian Areas in the Southwest “Lessons Learned” David R. Dreesen, Agronomist/Horticulturist Gregory A. Fenchel, Manager USDA–NRCS Los Lunas Plant Materials Center
  2. ^ A Revegetation Manual For Alaska Stoney J. Wright 2008
  3. ^ Shanahan, Danielle F.; Miller, Craig; Possingham, Hugh P.; Fuller, Richard A. (2011). "The influence of patch area and connectivity on avian communities in urban revegetation" (PDF). Biological Conservation. 144 (2): 722–729. doi:10.1016/j.biocon.2010.10.014. 
  4. ^ Selwood, Katherine; Mac Nally, Ralph; Thomson, James R. (2009). "Native bird breeding in a chronosequence of revegetated sites". Oecologia. 159 (2): 435–446. Bibcode:2009Oecol.159..435S. doi:10.1007/s00442-008-1221-9. PMID 19023600. 

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]